Indahnya persaudaraan.
Sebuah anugerah Allah yang teramat mahal buat mereka yang terikat dalam
keimanan. Segala kebaikan pun terlahir bersama persaudaraan. Ada
tolong-menolong, terbentuknya jaringan usaha, bahkan kekuatan politik
umat.
Namun, pernik-pernik lapangan kehidupan nyata kadang tak seindah idealita. Ada saja khilaf, salah paham, friksi, yang membuat jalan persaudaraan tidak semulus jalan tol. Ketidakharmonisan pun terjadi. Kebencian terhadap sesama saudara pun tak terhindarkan.
Muncullah kekakuan-kekakuan hubungan. Interaksi persaudaraan menjadi hambar. Sapaan cuma basa-basi. Tidak ada lagi kerinduan. Sebaliknya, ada kekecewaan dan kebencian. Suatu hal yang sulit ditemukan dalam tataran idealita persaudaraan Islam.
Lebih repot lagi ketika disharmoni itu menular ke orang lain. Keretakan persaudaraan bukan lagi hubungan antar dua pihak, bahkan merembet. Penyebarannya bisa horisontal atau ke samping, bisa juga vertikal atau atas bawah. Para orang tua yang berseteru, anak cucu pun bisa ikut kebagian.
Sdr ku...,tak ada gading yang tak retak menurut peribahasa,tak ada manusia yang bisa luput dari kesalahan.Memang berat rasanya hati ini untuk meminta ataupun memberi maaf pada orang yang pernah menyakiti atau tersakiti oleh lisan ataupun prilaku kita.
Sdr ku....,teringatkah kita akan firman Allah Bahwa : "Sesungguhnya sesama mu'min adalah bersaudara".Demikian pula yang telah Rosulullah sabda kan :“Tidak beriman seseorang di antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.”
Sebuah untaian nada sederhana dari Izzatul Islam yang diambil liriknya dari sebuah doa rabithoh berikut ini sungguh akan sangat menyentuh dan mengingatkan kita kembali pada sebuah tali agama Allah, ukhuwah islamiyah.
“Sesungguhnya engkau tahu bahwa hati ini tlah berpadu berhimpun dalam naungan cintaMu. Bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan, menegakkan syariat dalam kehidupan. Kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya. Terangilah dengan cahaya-Mu yang tiada pernah padam, ya Rabbi bimbinglah kami.
Lapangkanlah dada kami dengan karunia iman dan indahnya tawakkal padaMu, hidupkan dengan ma’rifat-Mu, matikan kami syahid di jalan-Mu, Engkaulah Pelindung dan Pembela.
Mari kita sirami kembali pohon-pohon persaudaraan......
Namun, pernik-pernik lapangan kehidupan nyata kadang tak seindah idealita. Ada saja khilaf, salah paham, friksi, yang membuat jalan persaudaraan tidak semulus jalan tol. Ketidakharmonisan pun terjadi. Kebencian terhadap sesama saudara pun tak terhindarkan.
Muncullah kekakuan-kekakuan hubungan. Interaksi persaudaraan menjadi hambar. Sapaan cuma basa-basi. Tidak ada lagi kerinduan. Sebaliknya, ada kekecewaan dan kebencian. Suatu hal yang sulit ditemukan dalam tataran idealita persaudaraan Islam.
Lebih repot lagi ketika disharmoni itu menular ke orang lain. Keretakan persaudaraan bukan lagi hubungan antar dua pihak, bahkan merembet. Penyebarannya bisa horisontal atau ke samping, bisa juga vertikal atau atas bawah. Para orang tua yang berseteru, anak cucu pun bisa ikut kebagian.
Sdr ku...,tak ada gading yang tak retak menurut peribahasa,tak ada manusia yang bisa luput dari kesalahan.Memang berat rasanya hati ini untuk meminta ataupun memberi maaf pada orang yang pernah menyakiti atau tersakiti oleh lisan ataupun prilaku kita.
Sdr ku....,teringatkah kita akan firman Allah Bahwa : "Sesungguhnya sesama mu'min adalah bersaudara".Demikian pula yang telah Rosulullah sabda kan :“Tidak beriman seseorang di antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.”
Sebuah untaian nada sederhana dari Izzatul Islam yang diambil liriknya dari sebuah doa rabithoh berikut ini sungguh akan sangat menyentuh dan mengingatkan kita kembali pada sebuah tali agama Allah, ukhuwah islamiyah.
“Sesungguhnya engkau tahu bahwa hati ini tlah berpadu berhimpun dalam naungan cintaMu. Bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan, menegakkan syariat dalam kehidupan. Kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya. Terangilah dengan cahaya-Mu yang tiada pernah padam, ya Rabbi bimbinglah kami.
Lapangkanlah dada kami dengan karunia iman dan indahnya tawakkal padaMu, hidupkan dengan ma’rifat-Mu, matikan kami syahid di jalan-Mu, Engkaulah Pelindung dan Pembela.
Mari kita sirami kembali pohon-pohon persaudaraan......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar