Assalamu 'alaykum Wa rahmatullaahi Wa barakatuh.

Assalamu 'alaykum Wa rahmatullaahi Wa barakatuh.

Ahlan Wa sahlan di blog saya yang sangat sederhana ini

Salam Ukhuwah buat saudara-saudaraku yang telah mampir di blog saya , selamat berseluncur menikmati secuil ilmu yang ada disini . dan Semoga bermanfaat bagi setiap yang membaca nya .... Aamiin .....


Salam Ukhuwah



Abu Yumna

Rabu, 30 Mei 2012

Untukmu Ikhwan ....

Ikhwan.. Oh Ikhwan…
Bismillah…..
Parasmu sungguh rupawan
Sikapmu begitu sopan.
Bikin ukhti pada kagak bisa jaga pandangan.
Tiba-tiba kau bilang cinta padanya wan.
Kau bilang ingin ta’arufan.
Tapi kenapa kau tak bisa menjaga izzah wan.?
Ta’aruf kok sering sms dan telphonan?
Bukan nanyain hal yang darurat malah becanda gak karuan.
Malah bilang sayang sampe mesra kaya udah halal aja Wan.

Ikhwan oh Ikhwan..
Di ingatkan malah mengeluarkan jurus seribu alasan.
Katanya cuma lewat telphone gak nyampe sentuhan.
Obrolannya pun yang sopan-sopan.
Dalam Islam pun tak ada dalil yang menyatakan secara
langsung haramnya pacaran.
“Dan Janganlah kamu mendekati Zina”
itu gak cukup ya Wan.?

Ikhwan Oh Ikhwan…
Bahasa Arabmu pinter ciri anak pesantrenan.
Ilmu mu tak sedkit ya Wan.?
Tapi nafsu kau perturutkan,
ilmu jadi terlupakan.

Ikhwan oh Ikhwan…
Ingatlah Wan..
Wanita adalah fitnah terbesar untukmu.

Ukhti oh ukhti…
Jilbabnya indah bak bidadari.
Senyumnya manis menawan hati.
Bikin ikhwan gak bisa nahan diri.
Buat ngungkapin “ana uhibbuki ya ukhti..”
Tapi kenapa malumu tak bisa kau pertahankan ukhti.?
Ikhwan baru kenal langsung kau ladeni.
Terjerat rayuan ikhwan yang ngajak Ta’arufan.
Di mintai nomor telphone langsung kau berikan.
Di sms senengnya bukan kepalang.
Di telphone malah keenakan.

Ukhti.. oh Ukhti…
Sadarkah.? Dia belum menjadi kekasih halalmu.
Keberadaanya belum mendapat ridha dari Rabb-Mu.
Dia rajin menelponmu.
Apakah kau tak malu.?
Bukan padaku, tapi Pada Allah yang Maha Melihat.

Ukhti Oh Ukhti…
Pandai-pandailah menjaga izzah.
Hati ini adalah milik Allah.
Dan menjaga hati ini adalah amanah.
Duhai Ikhwan sejati..
Jika kau mencintaiku,
tak perlu mendekatiku,
tak perlu merayuku,
tak perlu mengucapkan kata-kata mesramu.
Simpan saja semua itu untuk
kekasih halalmu nanti.
Cukuplah kau mencintai-Nya
dengan sepenuh hati.
Karena dengan cinta-Nya pula aku akan mencintaimu karena-Nya.

Duhai akhwat sejati..
Tak usah terbuai dengan rasa cinta.
Tak perlu tergoda bila ada yang mendekat.
Tak perlu terlena dengan rayuannya.
Tak perlu terhanyut oleh kata-kata mesranya.
Jagalah hatimu untuk kekasih halalmu..
Cukuplah kita mencintai Allah dengan segenap hati.
Karena dengan Cinta-Nya pula kita akan di cintai oleh
Pangeran yang mencintai kita karena-Nya.

Rayuan-rayuan berbahaya seorang ikhwan kepada akhwat


01. Ukhti, ana mencintaimu karena Allah…
02. Ana jadikan anti sebagai adik angkat, mau kan?…
03. Anti cantik kalau pakai jilbab…
04. Jika di hatinya Ali terukir nama Fathimah, maka dihatiku terukir nama anti…
05. Ukhti, apakah engkau tulang rusukku yang bengkok?
06. Assalamu alaikum, anti sudah makan?
07. Anti sudah shalat malam belum? (sms jam 3 pagi)
08. Ukhti, boleh minta no hp? nanti ana kirimin sms tausiyah dech…
09. Subhanallah…ana kagum dengan kepribadian anti. Anti seperti Fathimah, Sumayyah dan Khansa.
10. Alangkah beruntungnya ikhwan yang akan mendapatkan anti kelak…Masya Allah…
11. Ukhti, pacaran adalah haram.”Dan Janganlah kamu mendekati Zina”. Maka itu, maukah anti ta’aruf dengan ana secara islami?
12. Ukhti, nanti kajian di sana datang ya? Ana juga datang…(ketemuan yuk!!)
13. Masya Allah, ilmu anti sangat luas, maukah membantu ana untuk selalu memberikan nasihat ke ana?
14. Maukah ukhti jadi admin group ana? Biar anti bisa menemani ana menghandle group ini.
15. Ukhti, kalau ada apa2 ttg masalah agama yang ant tidak tahu, tanyakan ke ana ya? Insya Allah ana akan bantu.
16. Ukhti, ana masih awam, ilmu ana sedikit, ana mohon ukhti membimbing dan mendakwahi ana selalu.
17. Ukhti, halalkan ana…jangan sampai ana putus asa jika ukhti menolak ana…
18. Anti sudah ana anggap sebagai adik ana sendiri, jadi jangan ragu2 jika membutuhkan sesuatu ke ana…
19. Ukhti sudah hafal berapa juz? Bolehkah ana mendengar bacaan ukhti?
20. Afwan ukhti…ana kesulitan jika bertemu secara langsung. Maukah kita tukeran foto saja? Tapi ukhti duluan ya?
21. Ukhti, abang anti adalah teman akrab ana, semoga dengan anti bisa akrab…
22. Malam ini bintang berkurang satu…karena yang satunya sedang bersama ana sekarang…
23. Anti tau ngga kalau kedua orangtua anti itu pencuri? Mereka telah mencuri bintang yang paling indah di langit, dan menaruhnya di mata anti…
24. Anti selalu bikin ana takut. Pertama bertemu, ana takut bicara kepada anti. Pertama bicara, ana takut nanti suka pada anti. Pas suka, ana takut nanti jatuh cinta pada anti.
Udah jatuh cinta, ana takut kehilangan anti…
25. Tadi malam ana kirim bidadari untuk menjaga tidur anti. Eh, dia buru-buru balik. Katanya, ‘Ah, masa bidadari disuruh jaga bidadari?
26. Ana tercipta hanya untuk menjadi suami anti…
27. Ana bersedia menjadi lilin, Membakar diri ana untuk menerangi diri anti…
28. Ukhti, bolehkan ana pinjam Flashdisknya? untuk mentransfer hati ana ke hati ukhti…
29. Ukhti, dirimu ibarat sendok, karena selalu mengaduk-aduk hati ana.
30. dll (menunggu update terbaru)

Berhati-hatilah para akhwat dari rayuan maut ini… Ingat, serigala tak kenal setia!!!

Ket: Rayuan ini bisa berlaku sebaliknya -akhwat ke ikhwan- (ikhwan juga perlu berhati2).

Efek Dari Iman



Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an:

 “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah…” (QS Muhammad, 47: 19)

Allah memerintahkan kepada kita untuk mengutamakan belajar tentang makna laa ilaaha illallah, dan meyakininya, tanpa ragu, bahwa iman adalah petunjuk dari Allah SWT. Siapa saja yang meragukan kitab Allah, petunjuk bagi Muslim kepada kebenaran (Al-Haq), dia menjadi kafir. Allah SWT. berfirman:

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS Al Baqarah, 2: 2)

Manusia tidak perlu seseorang untuk menuntunnya ataupun seorang ulama untuk menuntunnya – petunjuk adalah dari Allah SWT. Kita mungkin belajar dari seorang ulama, tetapi kita bisa menjadi kafir, jahil atau tersesat. Kita bisa menjadi orang terpelajar, tetapi juga bisa menjadi pembohong, fasiq. Selanjutnya ulama bukan hanya orang yang terpelajar, tetapi dia adalah orang yang telah ditunjuki oleh Allah SWT. kepada Al-Haq.
Kita mengetahui ada banyak orang yang terpelajar di dunia ini, bekerja untuk rezim kufur – kita melihat dan mendengar mereka. Ada banyak orang terpelajar di Barat tetapi mereka berbicara atas nama kuffar melawan kaum Muslimin dan Mujahidin. Ini semua terjadi akibat lemahnya dalam laa ilaaha illallah (tauhid), dan dalam memahaminya.
Aqidah mempunyai efek terhadap kepribadian seorang Muslim, apakah da’i, aktifis, dan termanifestasikan dalam beberapa cara di bawah ini:

Beriman kepada Allah memerlukan deklarasi ketaatan mutlak kepadaNya, dan lepas dari perbudakan siapa saja kecuali Allah. Inti dari ‘ubudiyyah adalah mencintaiNya dan Rasul SAW. dan makna Mu’min ini harus mencintai apa yang Allah cintai dan membenci apa saja yang dibenciNya.
Allah membenci orang yang bekerja untuk thoghut; selanjutnya, kita harus membenci mereka, walaupun mereka orang yang paling terpelajar di dunia. Jika mereka bekerja untuk Fir’aun, raja atau presiden, kita harus membenci mereka demi Allah SWT., dan jika kita tidak melakukannya, maka kita tidak membenci apa yang Allah benci. RasuluLlah SAW. bersabda:

“Sekuat-kuat simpul imaan adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.”
Salah satu tanda-tanda bahwa kita mencintai Allah dan RasulNya adalah bahwa kita menaatinya. Bagaimana bisa seseorang berhukum dengan hukum kufur dan mengklaim mencintai Allah? Dan bagaimana bisa seseorang mengatakan Laa ilaaha illallah dan tidak menolak thoghut? Kebenaran (Al-Haq) telah dibedakan dari Baatil. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thoghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus…” (QS Al Baqarah, 2: 256)
Maka tanda pertama dan bukti bahwa kita mencintai dan membenci karena Allah adalah bahwa kita taat kepadaNya dan mengikuti Nabi Muhammad SAW.

Tanda-tanda kedua adalah mendeklarasikan kebencian dan permusuhan kepada orang-orang yang tidak beriman kepadaNya, dan mereka yang ingin berhukum, memerintah selain dari apa yang Allah SWT turunkan.
Ibnu Baa’uuraa’ adalah seorang individu yang telah diberikan pengetahuan kepada Allah. Namun, sekalipun dia adalah orang yang terpelajar dan banyak pengetahuan, dia mati sebagai seorang  Musyrik (Kafir). [Merujuk pada Qur’an, 7: 175]

Mereka yang mengklaim beriman adalah pembohong jika mereka tidak menunjukkan kebencian hanya karena  Allah dan berperang karenaNya.

Faktanya kita tidak bisa hanya membenci orang-orang yang Allah benci – kita perlu memburu mereka sampai mereka menjadi beriman atau hidup dibawah Syari’ah. Allah SWT berfirman:

“Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (QS At Taubah, 9: 33)

Shahabat mana yang mempunyai ijazah atau sertifikat? Tabi’in mana yang mempunyai ijazah atau jabatan? Tidak ada satupun dari mereka. Mereka dahulu belajar langsung dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dan merujuk kepada pemahaman Salaf, dan jika ada seseorang belajar diantara mereka, dia akan membuktikan bahwa dia seorang ulama lewat perbuatannya dan mengikuti Nabi – memerintahkan kebaikan, mencegah kemunkaran, melawan dan mengekspos para thoghut dan berjuang untuk Dien Allah. Selanjutnya, mereka yang tidak melakukan tugas Nabi bukanlah ‘Ulama, mereka adalah hulamaa. Rasulullah SAW bersabda:

“Ulama adalah pewaris para Nabi.”

Tanda ketiga bahwa kita mencintai apa yang Allah cintai dan membenci apa yang Allah benci adalah bawah kita lepas dari ketaatan kepada siapapun kecuali kepada Allah.

Mereka yang tidak total dalam ketaatan kepada Allah SWT. akan tertimpa cobaan, dan mereka akan menjadi sasaran empuk bagi musuh. Semua bencana yang kita lihat hari ini itu disebabkan hawa nafsu manusia – mereka menjadi budak dollar dan Bush. Ketika musuh mengetahui tentang mereka dan sadar bahwa mereka menyembah dunia, uang dan kekuasaan, mereka akan menawarkan semuanya kepadanya kemudian mereka kompromi dan menjual ummat. Akibatnya mereka akan menaati apa saja yang mereka katakan karena mereka menyembah uang dan kekuasaan juga kemudian takut kehilangan apa saja yang mereka miliki. Kondisi ini yang dihadapi penguasa hari ini, semua menteri-menteri mereka, dewan perwakilan dan mereka yang disebut terpelejar adalah bitaanah (kaki tangan dan sekutu) tawaghit.

Muslim sejati selanjutnya adalah orang-orang yang menolak untuk bersedia di bawah otoritas thoghut dan hukum buatan manusia; dan karena mereka mencari jannah (yang lebih besar dari pada 7 langit dan bumi), musuh tidak bisa menawarkan mereka sebanding dengan hal itu, dan selanjutnya mereka tidak bisa menjadikannya sekutu.

Sebelum berperang dengan orang-orang Roma, kaum Muslimin menginformasikan kepada Abu Bakar, bahwa musuh dalam jumlah yang besar, dan memintanya untuk mengirimkan pasukan lagi. Hisyam Bin Al ‘Aas berkata (kepada Muslim), “Jika kamu mengetahui kemenangan adalah dari Allah, maka berperanglah! Jika kamu berfikir kemenangan itu adalah dukungan dari Abu Bakar, aku akan pergi kepadanya. Katakan!” Diriwayatkan bahwa Muslim berkata, “Demi Allah, Hisyam meninggalkan kami tanpa bicara.” Kemudian Amir berdiri dan berkata, “Berperanglah karena Allah.” Ini adalah peperangan besar, dan walaupun Hisyam terbunuh tetapi Allah telah mengalahkan orang-orang Roma. Seseorang menemukan tubuh Hisyam dan berkata, “Semoga Allah ridho kepadamu. Itulah apa yang kita cari – mati dijalan Allah.”

Pada Perang Mu’tah, kaum Muslimin hanya terdiri dari 3.000 pasukan, melawan 200.000 lebih orang Roma dan Arab Musyrikun. Mereka menyarankan untuk mengabarkan kepada Nabi tentang situasi mereka. Namun, Abdullah Bin Rawaahah bangkit dan memberikan khutbah, dan berkata, “Wahai ummat manusia, apa yang kamu benci (kematian) adalah apa yang seharusnya kami cari (syahid)! Kita tidak berperang dengan banyaknya pasukan, kekuatan – kita berperang dengan Dien ini (Islam). Mari kita berperang karena Allah, kita akan meraih kemenangan atau syahid. Muslimin berkata, “Abdullah berbicara tentang kebenaran.”

Kepercayaan ini kepada Allah adalah buah dari beriman kepadaNya. Itulah yang dilindungi Ummat di masa lalu dan memberikan mereka kemuliaan dan kehormatan. Jika kaum Muslimin kembali kepada Aqidah dan Tauhid, mereka tidak akan pernah khawatir tentang kelemahan mereka, kurangnya teknologi atau jumlah.
Ketika memulai dakwah, kaum Muslimin diperangi di Mekkah; sebagian ada yang dipaksa untuk hijrah ke Abyssinia (Ethiopia), dan sebagian tinggal dan disiksa. Disamping itu, mereka tidak pernah mencari bantuan dari orang-orang Persia dan Roma, dua super power pada waktu itu, walaupun mereka membutuhkannya. Ini karena mereka tidak pernah mengandalkan orang kafir manapun.

Bahkan di Madinah, pada saat Perang Parit, Yahudi dan Munafik berkonspirasi dari dalam Madinah dan berkhianat kepada Nabi. Orang-orang beriman di bawah pengepungan dan orang-orang Banu Qaynuqaa’ datang dengan pasukan mereka, menawarkan bantuan dan berperang dengan Nabi melawan Musyrikun. Nabi bertanya kepada mereka, “Siapa yang memecah belah?” Mereka berkata, “Mereka adalah orang-orang Qaynuqaa’.” Akankah mereka memeluk Islam?” Nabi menjawab. “Tidak” jawab mereka. Rasulullah SAW. kemudian berkata, “pergilah! Aku tidak akan pernah mencari pertolongan dari seorang Musyrik.”
Meyakini bahwa Allah memberikan kemenangan, meyakini apa yang Dia punya adalah lebih baik daripada apapun untuk mengorbankan Aqidah Mu’min.

Allah SWT. memberkahi Ummat ini dengan banyak hal, dari ni’mah Tauhid dan kepribadian Rasul. Allah memeliharanya dengan karakter dan moral yang baik, Dia telah menjadikannya contoh untuk diikuti.

Wallahu’alam bis showab!

Menyiram Kembali pohon Persaudaraan

Indahnya persaudaraan. Sebuah anugerah Allah yang teramat mahal buat mereka yang terikat dalam keimanan. Segala kebaikan pun terlahir bersama persaudaraan. Ada tolong-menolong, terbentuknya jaringan usaha, bahkan kekuatan politik umat.

Namun, pernik-pernik lapangan kehidupan nyata kadang tak seindah idealita. Ada saja khilaf, salah paham, friksi, yang membuat jalan persaudaraan tidak semulus jalan tol. Ketidakharmonisan pun terjadi. Kebencian terhadap sesama saudara pun tak terhindarkan.

Muncullah kekakuan-kekakuan hubungan. Interaksi persaudaraan menjadi hambar. Sapaan cuma basa-basi. Tidak ada lagi kerinduan. Sebaliknya, ada kekecewaan dan kebencian. Suatu hal yang sulit ditemukan dalam tataran idealita persaudaraan Islam.

Lebih repot lagi ketika disharmoni itu menular ke orang lain. Keretakan persaudaraan bukan lagi hubungan antar dua pihak, bahkan merembet. Penyebarannya bisa horisontal atau ke samping, bisa juga vertikal atau atas bawah. Para orang tua yang berseteru, anak cucu pun bisa ikut kebagian.

Sdr ku...,tak ada gading yang tak retak menurut peribahasa,tak ada manusia yang bisa luput dari kesalahan.Memang berat rasanya hati ini untuk meminta ataupun memberi maaf pada orang yang pernah menyakiti atau tersakiti oleh lisan ataupun prilaku kita.

Sdr ku....,teringatkah kita akan firman Allah Bahwa : "Sesungguhnya sesama mu'min adalah bersaudara".Demikian pula yang telah Rosulullah sabda kan :“Tidak beriman seseorang di antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.”

Sebuah untaian nada sederhana dari Izzatul Islam yang diambil liriknya dari sebuah doa rabithoh berikut ini sungguh akan sangat menyentuh dan mengingatkan kita kembali pada sebuah tali agama Allah, ukhuwah islamiyah.

“Sesungguhnya engkau tahu bahwa hati ini tlah berpadu berhimpun dalam naungan cintaMu. Bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan, menegakkan syariat dalam kehidupan. Kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya. Terangilah dengan cahaya-Mu yang tiada pernah padam, ya Rabbi bimbinglah kami.

Lapangkanlah dada kami dengan karunia iman dan indahnya tawakkal padaMu, hidupkan dengan ma’rifat-Mu, matikan kami syahid di jalan-Mu, Engkaulah Pelindung dan Pembela.

Mari kita sirami kembali pohon-pohon persaudaraan......


Kamis, 24 Mei 2012

PARA PENDUKUNG DAJJAL



Mengingat bahwa Dajjal merupakan puncak fitnah berarti berbagai fitnah yang mendahului kemunculannya tentu berkaitan erat dengan fihak yang memang menanti atau menyambut kedatangannya. Dan siapakah fihak yang paling banyak menebar fitnah sepanjang sejarah? Perhatikanlah firman Allah subhaanahu wa ta’aala di bawah ini:

كُلَّمَا أَوْقَدُوا نَارًا لِلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللَّهُ وَيَسْعَوْنَ
فِي الْأَرْضِ فَسَادًا وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

“Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan
mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai
orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS Al-Maaidah 64)
           
 Ayat di atas berbicara mengenai bangsa Yahudi. Suatu bangsa yang digambarkan Allah suka menyalakan api peperangan. Mereka merupakan ”aktor intelektual” di balik berbagai peperangan besar dan kekacauan sepanjang zaman. Mereka merupakan biang provokasi di berbagai belahan bumi, baik di zaman dahulu maupun zaman moderen. Sebagaimana mereka pula fihak di belakang upaya pembunuhan banyak Nabiyullah ’alihimus salaam. Sebagian berhasil dan sebagiannya gagal. Di antara yang gagal adalah upaya pembunuhan Nabiyullah Isa Al-Masih ’alaihis salam dan Nabiyullah Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam.
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ
وَيَقْتُلُونَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ
فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ أُولَئِكَ الَّذِينَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ
فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih. Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong.”
(QS Ali Imran 21-22)
          
  Catatan hitam sejarah kejahatan dan fasad kaum Yahudi menyebabkan mereka pantas menjadi fihak yang paling menanti dan menyambut kedatangan Dajjal. Sehingga wajarlah bilamana Nabi Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam menginformasikan kepada kita bahwa pada saat kemunculan Dajjal untuk menebar puncak fitnah dan kekacauan di muka bumi, maka kumpulan manusia yang bakal menjadi pendukung utamanya ialah bangsa Yahudi. Bahkan mereka akan menjadi prajurit-prajurit utama pasukan Dajjal.
َيخْرُجُ الدَّجَّالُ مِنْ يَهُودِيَّةِ أَصْبَهَانَ
مَعَهُ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ الْيَهُودِ عَلَيْهِمْ التِّيجَانُ

“Dajjal akan keluar dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan bersama
70.000 orang yahudi yang mengenakan topi.” (Ahmad 26/412)
           
     Dan mengingat bahwa ummat Islam merupakan fihak yang senantiasa berjuang menegakkan kebenaran ma’ruf dan mencegah kebatilan munkar, maka pantas bilamana Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa kedua entitas ini bakal berhadapan vis a vis


Satu fihak dipimpin oleh Al-Mahdi bersama Nabiyullah Isa Al-Masih ’alaihis salam dan satu fihak dipimpin oleh Dajjal. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan bahwa peristiwa berperangnya kedua fihak ahlul-haq versus ahlul-bathil ini menjadi salah satu syarat atau tanda penting sebelum tibanya hari Kiamat kelak. 


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ
فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ
مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ
يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ
فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ

Dari Abu Hurairah,sesungguhnya Rasulullah shollallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan terjadi Hari Kiamat sehingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi sampai Yahudi berlindung di balik batu & pohon lalu batu atau pohon berbicara “Hai Muslim, hai hamba Allah, ini Yahudi di belakangku, kemari, bunuhlah dia,” kecuali ghorqod sebab ia sungguh termasuk pohon orang Yahudi.” (Muslim 4/140)



            Maka saudaraku, sudah tiba masanya kita ummat Islam bersiap-siap menghadapi hari bertemunya dua pasukan tersebut. Hendaknya kita menyadari bahwa boleh jadi kemunculan puncak fitnah, yakni Dajjal, sudah sangat dekat. Di antara indikasinya Allah memberikan keleluasaan bagi kaum Yahudi, cikal bakal pasukan Dajjal, untuk merajalela di muka bumi dewasa ini. Belum pernah Allah izinkan mereka selama berpuluh abad memiliki tatanan negara kecuali belakangan ini. Belum pernah dunia mengalami penetrasi bahkan penaklukan oleh Yahudi sedahsyat seperti di zaman kita sekarang ini. Maka pantaslah bila sebagian ummat Islam bangga dan merasa tidak bersalah berkawan bahkan menjadikan kaum Yahudi sebagai pimpinan atas diri mereka. Yahudi sengaja mengaburkan isyu sebenarnya soal Dajjal dari pemahaman ummat Islam.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam dan siksa kubur, dan fitnah kehidupan dan kematian, serta keburukan fitnah Masihid Dajjal." (HR Muslim 924)

FITNAH DAJJAL & RANGKAIAN FITNAHNYA


FITNAH DAJJAL =
PUNCAK DARI SEGALA FItNAH

            Banyak orang dewasa ini yang sangat lalai memperhatikan soal Dajjal. Padahal Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam memperingatkan ummatnya mengenai yang satu ini sebagai fitnah yang paling dahsyat sepanjang zaman. Tidak ada fitnah yang melebihi fitnah Dajjal. Bahkan bisa dikatakan bahwa segenap fitnah yang pernah ada di dunia terkait dan hadir dalam rangka mengkondisikan dunia menghadapi fitnah Dajjal.

Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:"مَا أَهْبَطَ اللَّهُ إِلَى الأَرْضِ
مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
 Allah tidak menurunkan ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal.” (HR Thabrani 1672)

ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ
مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ
Suatu ketika ihwal Dajjal disebutkan di hadapan Rasulullahshollallahu ’alaih wa sallam kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal), dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali untuk fitnah Dajjal.” (HR Ahmad 22215)



Rangkaian Fitnah Dajjal

            Nabi Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam mengatakan bahwa segenap fitnah atau ujian yang bermunculan silih berganti di dunia ini adalah dalam rangka menyambut kemunculan puncak fitnah, yakni fitnah Dajjal.

عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ
أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ
مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ
مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ

Dari Sahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Suatu ketika ihwal Dajjal disebutkan di hadapan Rasulullah saw kemudian beliau bersabda:”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal), dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali untuk fitnah Dajjal.” (HR Ahmad 5/389)

Berdasarkan hadits di atas berarti situasi dan kondisi beberapa waktu menjelang munculnya Dajjal merupakan situasi dan kondisi yang sangat sarat fitnah. Saat itu sistem dunia tentunya penuh masalah karena sudah mencapai kematangan tahapan untuk menyambut kedatangan sang oknum biang masalah.
            
 Dalam bukunya, ”Dajjal-the Anti-Christ” Ahmad Thomson berpendapat bahwa dunia yang kita jalani saat ini berupa sebuah Sistem Dajjal di mana segenap lini kehidupan tunduk kepada nilai-nilai Dajjal dan bertentangan secara diameteral dengan Sistem Kenabian yang berlandaskan nilai-nilai Rabbani. Ia kemudian menulis ”...kita akan saksikan bahwa pengambilalihan sedang berjalan lancar, nampaknya saat kemunculan si Dajjal sudah sangat dekat. Alasannya sangat sederhana: karena sistem-sistem dan para pengurusnya, yaitu sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, telah memperoleh kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan diakui, Dajjal bisa langsung dinobatkan sebagai pimpinan yang dinanti-nanti.”


Berikut adalah system yg di persiapkan oleh para pendukung dajjal sang messiah palsu :

1.      Dalam bidang politik ummat dipaksa mengikuti budaya -tanpa rasa malu dan rasa takut kepada Allah- dimana seorang manusia menawarkan dirinya menjadi pemimpin, bahkan dengan over-confident mengkampanyekan dirinya agar dipilih masyarakat. Sambil menebar setumpuk janji kepada rakyat. Padahal Rasulullah saw bersabda: ”Hai Abdurrahman, janganlah kamu meminta pangkat kedudukan! Apabila kamu diberi karena memintanya, maka hal itu akan menjadi suatu beban berat bagimu. Lain halnya apabila kamu diberi tanpa adanya permintaan darimu, maka kamu akan ditolong.” (HR Muslim)
2.    
        Sementara itu di bidang ekonomi dan keuangan ummat dipaksa tunduk pada tiga pilar setan, yaitu Bunga Bank (baca: Riba), Uang Fiat (baca: uang kertas) dan Money Creation yaitu sistem yang memberi kekuasaan pada bank untuk melakukan proses penciptaan uang. Padahal Islam memiliki konsep yang sangat baku tentang uang dan segala bentuk transaksi yang melibatkan uang. Bukan hanya sebatas teori tetapi blue print keuangan Islam memang pernah diwujudkan dalam bentuk nyata sejak masa awal ke-Khalifahan Islam dan terbukti hasilnya berupa kemakmuran bagi seluruh rakyat. Itulah yang diisyaratkan dalam Al-Qur’an sebagai dhzahab(emas) dan fidhdhoh(perak) dan secara empiris berupa dinar dan dirham. Suatu jenis mata uang yang memiliki intrinsic value serta aman dari inflasi.

3.          Bidang hukum ummat dipaksa tunduk pada nilai-nilai legal dan illegal (baca: halal dan haram) berdasarkan hawa nafsu para law-makers. Kita bisa menyaksikan suatu saat perilaku homoseksual dan lesbianisme dicap illegal-haram namun pada lain waktu dianggap legal-halal. Padahal Allah berfirman: ”Barangsiapa yang tidak berhukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS Al-Maidah 44). Bahkan sistem Dajjal mencap kebanyakan orang-orang beriman pejuang tegaknya agama Allah sebagai teroris. Dan menempatkan para kriminal pelanggar berat HAM sebagai pimpinan negara-negara maju.
4     
b        Bidang pertahanan keamanan ummat dipaksa tunduk pada konsep ashobiyyah (fanatisme kelompok). Angkatan militer berbagai negara dewasa ini dibentuk untuk mempertahankan spirit ”right or wrong is my country”. Tidak ada satupun kekuatan hankam yang dibentuk dengan cita-cita menegakkan kalimat Allah atau mati syahid. Kebanyakan prajurit militer modern menjadi budak jalur komandonya. Mereka tidak pernah dibina untuk menjadi hamba Allah sejati. Allah berfirman: ”Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran” (QS At-Taubah 111)
5.       
S      Seni dan budaya telah menjadi industri syahwat. Sangat langka dijumpai produk di bidang ini yang bila dinikmati membawa manusia menjadi lebih dekat dan mengingat Allah Yang Maha Indah. Hampir semua film, tontonan, nyanyian, tarian maupun novel menyeret manusia kepada pemuasan syahwat semata tanpa pandang halal-haramnya. 

6.      Sungguh, nilai-nilai Dajjal (Dajjalic Values) telah mendominasi segenap lini kehidupan ummat manusia dewasa ini. Sangat boleh jadi kedatangan oknum Dajjal sudah sangat dekat. Sistem Dajjal telah memperoleh kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan diakui, Dajjal (makhluk bermata satu) bisa langsung dinobatkan sebagai pimpinan yang dinanti-nanti sebagaimana diisyaratkan dalam ”the great seal” yang tergambar di lembar uang satu dollar Amerika Serikat. Sekaranglah saatnya kita bersikap dan memilih. Apakah kita mau ikut genderang tarian mengawetkan babak keempat Sistem Dajjal ini? Ataukah kita secara aktif mempersiapkan diri menyongsong babak kelima, yakni babak Khilafatun ‘ala Minhaj An-Nubuwwah (kekhalifahan mengikuti pola Kenabian)?

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam dan siksa kubur, dan fitnah kehidupan dan kematian, serta keburukan fitnah Masihid Dajjal." (HR Muslim 924)








MAJELIS ILMU AL ISLAMI DI FACEBOOK