FITNAH DAJJAL =
PUNCAK DARI SEGALA FItNAH
PUNCAK DARI SEGALA FItNAH
Banyak orang dewasa ini yang sangat
lalai memperhatikan soal Dajjal. Padahal Nabi Muhammad shollallahu
’alaih wa sallam memperingatkan ummatnya mengenai yang satu ini sebagai
fitnah yang paling dahsyat sepanjang zaman. Tidak ada fitnah yang melebihi
fitnah Dajjal. Bahkan bisa dikatakan bahwa segenap fitnah yang pernah ada di
dunia terkait dan hadir dalam rangka mengkondisikan dunia menghadapi fitnah
Dajjal.
Rosulullah
Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:"مَا أَهْبَطَ اللَّهُ إِلَى الأَرْضِ
مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى
أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
“
Allah tidak menurunkan
ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih
besar dari fitnah Dajjal.” (HR Thabrani 1672)
ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ
فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا
وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ
مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا
لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ
Suatu ketika ihwal Dajjal disebutkan di hadapan
Rasulullahshollallahu ’alaih wa sallam kemudian beliau bersabda: ”Sungguh
fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan
tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal
melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal), dan tiada fitnah yang dibuat
sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali untuk fitnah Dajjal.”
(HR Ahmad 22215)
Rangkaian Fitnah Dajjal
Nabi Muhammad shollallahu
’alaihi wa sallam mengatakan bahwa segenap fitnah atau ujian yang
bermunculan silih berganti di dunia ini adalah dalam rangka menyambut
kemunculan puncak fitnah, yakni fitnah Dajjal.
عَنْ
حُذَيْفَةَ قَالَ ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ
أَخْوَفُ
عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ
مِمَّا
قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ
مُنْذُ
كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ
Dari
Sahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Suatu ketika ihwal Dajjal
disebutkan di hadapan Rasulullah saw kemudian beliau bersabda:”Sungguh fitnah
yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada
seseorang yang dapat selamat dari fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan
selamat pula darinya (Dajjal), dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia
ini –baik kecil ataupun besar- kecuali untuk fitnah Dajjal.” (HR Ahmad
5/389)
Berdasarkan hadits di atas berarti
situasi dan kondisi beberapa waktu menjelang munculnya Dajjal merupakan situasi
dan kondisi yang sangat sarat fitnah. Saat itu sistem dunia tentunya penuh
masalah karena sudah mencapai kematangan tahapan untuk menyambut kedatangan
sang oknum biang masalah.
Dalam bukunya, ”Dajjal-the Anti-Christ” Ahmad Thomson
berpendapat bahwa dunia yang kita jalani saat ini berupa sebuah Sistem
Dajjal di mana segenap lini kehidupan tunduk kepada nilai-nilai Dajjal dan
bertentangan secara diameteral dengan Sistem Kenabian yang
berlandaskan nilai-nilai Rabbani. Ia kemudian menulis ”...kita akan saksikan
bahwa pengambilalihan sedang berjalan lancar, nampaknya saat kemunculan si
Dajjal sudah sangat dekat. Alasannya sangat sederhana: karena sistem-sistem dan
para pengurusnya, yaitu sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, telah memperoleh
kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan
diakui, Dajjal bisa langsung dinobatkan sebagai pimpinan yang dinanti-nanti.”
Berikut adalah system
yg di persiapkan oleh para pendukung dajjal sang messiah palsu :
1.
Dalam bidang politik ummat
dipaksa mengikuti budaya -tanpa rasa malu dan rasa takut kepada Allah- dimana
seorang manusia menawarkan dirinya menjadi pemimpin, bahkan dengan over-confident
mengkampanyekan dirinya agar dipilih masyarakat. Sambil menebar setumpuk janji
kepada rakyat. Padahal Rasulullah saw bersabda: ”Hai Abdurrahman, janganlah
kamu meminta pangkat kedudukan! Apabila kamu diberi karena memintanya, maka hal
itu akan menjadi suatu beban berat bagimu. Lain halnya apabila kamu diberi
tanpa adanya permintaan darimu, maka kamu akan ditolong.” (HR Muslim)
2.
Sementara itu di bidang ekonomi dan keuangan
ummat dipaksa tunduk pada tiga pilar setan, yaitu Bunga Bank
(baca: Riba), Uang Fiat (baca: uang kertas) dan Money Creation
yaitu sistem yang memberi kekuasaan pada bank untuk melakukan proses penciptaan
uang. Padahal Islam memiliki konsep yang sangat baku tentang uang dan segala
bentuk transaksi yang melibatkan uang. Bukan hanya sebatas teori tetapi blue
print keuangan Islam memang pernah diwujudkan dalam bentuk nyata sejak masa
awal ke-Khalifahan Islam dan terbukti hasilnya berupa kemakmuran bagi seluruh
rakyat. Itulah yang diisyaratkan dalam Al-Qur’an sebagai dhzahab(emas)
dan fidhdhoh(perak) dan secara empiris berupa dinar dan
dirham. Suatu jenis mata uang yang memiliki intrinsic value serta
aman dari inflasi.
3.
Bidang
hukum ummat dipaksa tunduk pada nilai-nilai legal dan illegal
(baca: halal dan haram) berdasarkan hawa nafsu para law-makers. Kita bisa
menyaksikan suatu saat perilaku homoseksual dan lesbianisme dicap illegal-haram
namun pada lain waktu dianggap legal-halal. Padahal Allah berfirman: ”Barangsiapa
yang tidak berhukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir.” (QS Al-Maidah 44). Bahkan sistem Dajjal mencap
kebanyakan orang-orang beriman pejuang tegaknya agama Allah sebagai teroris.
Dan menempatkan para kriminal pelanggar berat HAM sebagai pimpinan
negara-negara maju.
4
b Bidang
pertahanan keamanan ummat dipaksa tunduk pada konsep ashobiyyah
(fanatisme kelompok). Angkatan militer berbagai negara dewasa ini dibentuk
untuk mempertahankan spirit ”right or wrong is my country”. Tidak ada satupun
kekuatan hankam yang dibentuk dengan cita-cita menegakkan kalimat Allah atau
mati syahid. Kebanyakan prajurit militer modern menjadi budak jalur komandonya.
Mereka tidak pernah dibina untuk menjadi hamba Allah sejati. Allah berfirman: ”Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka
membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil dan Al Quran” (QS At-Taubah 111)
5.
S Seni dan budaya telah menjadi industri syahwat.
Sangat langka dijumpai produk di bidang ini yang bila dinikmati membawa manusia
menjadi lebih dekat dan mengingat Allah Yang Maha Indah. Hampir semua film,
tontonan, nyanyian, tarian maupun novel menyeret manusia kepada pemuasan
syahwat semata tanpa pandang halal-haramnya.
6.
Sungguh, nilai-nilai Dajjal (Dajjalic Values)
telah mendominasi segenap lini kehidupan ummat manusia dewasa ini. Sangat boleh
jadi kedatangan oknum Dajjal sudah sangat dekat. Sistem Dajjal telah memperoleh
kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan
diakui, Dajjal (makhluk bermata satu) bisa langsung dinobatkan sebagai pimpinan
yang dinanti-nanti sebagaimana diisyaratkan dalam ”the great seal” yang
tergambar di lembar uang satu dollar Amerika Serikat. Sekaranglah saatnya kita
bersikap dan memilih. Apakah kita mau ikut genderang tarian mengawetkan babak
keempat Sistem Dajjal ini? Ataukah kita secara aktif mempersiapkan diri
menyongsong babak kelima, yakni babak Khilafatun ‘ala Minhaj An-Nubuwwah
(kekhalifahan mengikuti pola Kenabian)?
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
"Ya
Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam dan siksa kubur,
dan fitnah kehidupan dan kematian, serta keburukan fitnah Masihid
Dajjal." (HR Muslim 924)
Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu
BalasHapus