Ikhwan nyari gebetan? Gak salah nih? Eit, jangan su’udzondulu
ya. Meski panggilan ikhwan identik dengan cowok pengajian, mereka juga
kan manusia. Sama seperti cowok laen. Punya rasa punya hati dan nggak
punya antivirus merah jambu. Itu artinya, ikhwan juga bisa kepeleset
jatuh hati ama pesona lawan jenisnya. Terutama pada kalangan cewek
pengajian yang biasa dijuluki akhwat. Soalnya mereka kan beraktivitas
pada dunia yang sama. Dunia dakwah gitu, lho. Wajar dongs!
Bedanya ama cowok laen, cowok pengajian mungkin lebih punya
pertimbangan mateng untuk jatuh cintrong. Ciiee, sori bukan narsis lho. So,
nyari gebetan di sini bukan berarti nyari gandengan yang bisa diajak
kencan atau jalan berduaan. Tapi untuk diajak serius melabuhkan cintanya
di jalan yang halal. Loving you, Merit yuk? Enak..enak..enak..!
Nah, kali ini kita mo ngorek informasi dari temen-temen ikhwan
seputar komentar tentang Liga Champions, eh tentang akhwat idaman
mereka. Informasi berharga nih. Penasaran? Yuk!
Akhwat idaman di mata ikhwan
Ngobrolin soal akhwat nggak bisa lepas dari sikap, karakter, dan
aktivitas dakwahnya yang dengan mudah tercium oleh ikhwan. Ada yang
lincah kayak bola bekel, ada yang rame mirip Nirina Zubir, ada yang
aktif banget sampe nggak terlalu mikirin penampilan yang seadanya, dan
lain sebagainya. Pokoknya mah bervariasi banget deh. Tapi, seperti apa sih akhwat yang disukai ikhwan?
Seorang teman dari negeri jiran, Hadi, via FS (Friendster)-nya
ngasih komentar: “..perempuan yang aku suka adalah sejuk mata memandang
dek terlihat keluhuran akhlaknya menjadi sumber ketenangan jiwa bila
hati bergelora”.
Kalo menurut ‘penkhianatyangtelahmusnah (pytm)’ dalam YM(Yahoo Messenger)-nya, “yang jelas ngaji. Masalah pendiem, kalem, jaim, rame itu mah selera. Rame asyik dibawa ngobrol. Kalem asik kayak punya bidadari yang bisa diapain. Hahaha…”
Lain lagi pendapat Zubair, mahasiswa ITB (Kimia) 2002, akhwat yang
disukainya adalah yang….”Pandai berkomunikasi dalam bentuk verbal,
sehingga dengan modal dasar ini mudah-mudahan setiap masalah yang ada
mampu dikomunikasikan dan diselesaikan dengan kepala dingin, bahkan jadi
modal yg sangat cukup untuk dakwah”.
Gimana dengan akhwat yang agak agre. Maksute, akhwat yang punya
inisiatif berjuang setengah hidup nyari info tentang ikhwan idamannya.
Walau diam-diam, tapi aktif tanya sana-sini-situ. Mungkin udah ngebet
kali ye ama ikhwan incarannya en takut keburu dicantol ama yang laen.
Hehehe….
‘pytm’ dan ‘javanehese2000’ bilang saat chatting, akhwat
agre bukan tipe yang disukainya. Lantaran khawatir timbul fitnah bin
gosip yang nggak bisa dipertanggungjawabkan. Mereka lebih suka yang
kalem. Akhwat banget, gitu lho. Rada pendiem en bisa jaim di tempat
umum. Mungkin tipe-tipe akhwat yang nunggu diajuin proposal ama ikhwan
gitu deh. Kayak mo tujuh belasan pake ngajuin proposal? Hihihi…
Tapi bagi Zubair, akhwat agre adalah tipe kesukaannya. “…karena kalo
orangnya terlalu pendiem, kita nggak tau secara persis keadaan dia kayak
gimana, kalo agresif alias ekspresif kan enak tuh, kalo ada masalah
ketahuan jadi mungkin kita bisa bantu tolong.” Dengan kata lain, doi nggak gitu nyetel ama akhwat yang kalem, “… soalnya kalo yang kalem susah ditebak isi hatinya”.
Oh ya, untuk tipe agresif meski nggak umum di kalangan akhwat, bukan
berarti ‘cela’ lho. Karena Siti Khadijah pun termasuk yang ‘agresif’
hingga berani menawarkan diri kepada Muhammad bin Abdullah setelah
terpikat oleh sifat dan karakter beliau.
Oke deh sobat, itu segelintir komentar temen-temen ikhwan tentang
tipe akhwat yang disukainya. Yang pasti, mau yang agre ataupun kalem,
semuanya sama baiknya selama sholehah. Tinggal pandai-pandainya kita aja
mensikapinya. Dan yang nggak kalah pentingnya, akhwat yang bersangkutan
suka juga ama kita. Biar nggak bertepuk sebelah tangan. Huehehe…
FBI= Female Bidikan Ikhwan
Sobat, dari komentar ikhwan-ikhwan yang kena todong STUDIA
pas ditanya soal akhwat idaman, mereka nangkepnya lagi ditanya soal
sosok yang bakal jadi istrinya. Geer banget kan? Tapi wajar aja sih kalo
kegeeran, itu kan gejala normal seorang jomblo. Padahal untuk calon
istri, mungkin lebih khusus lagi kriterianya. Kayak gimana sih?
Menurut Anas, “Tipe yang Anas suka..tipe yang memang benar-benar
pantas jadi istri. Simpel kan? Dia harus bisa jadi benteng pertama dari
sisi apapun bagi anak-anaknya..karena (mungkin) tugas suami adalah
mencari nafkah (cenderung keluar)..”
Kalo pendapat Zubair, “…Sopan, cukup ekspresif, pandai komunikasi,
wajah lumayan cantik, kulitnya putih kalo bisa enn sabar. Bahkan kalo
ada sih yang ilmu keislamannya baik + akhlaknya baik, jadi bisa
ngingetin kita kalo salah…”
Namun kini, kondisi yang meminta kehadiran wanita di dunia kerja tak
bisa dihindari. Ada aja akhwat yang sudah kerja di kantoran, menjadi
buruh pabrik, atau pengen kerja meski udah merit. Gimana dengan akhwat
model gini?
Kalo buat pytm, “..pengennyah sih punya istri tuh di rumah ajah. Meski bisa dongkrak ekonomi dalam negeri, tapi tetep ajah amanah di rumah lebih gede. Boleh kerja tapi di sekitar rumah. Ga boleh jauh. Trus yang ringan. Jadi guru TK ato apalah…”
Sobat, sosok FBI alias female bidikan ikhwan sepertinya nggak harus
punya kelebihan secara fisik, status sosial, suku, status pendidikan,
atau dandanan. But, nggak berarti cuek banget, hanya saja bukan prioritas. Itu aja kok. Nggak lebih.
Syakhsiyahmu yang kumau
Bagi bagi seorang ikhwan, mikir-mikir dulu kalo mau menominasikan
lawan jenis yang cuma punya kelebihan di penampilan fisik sebagai
idaman. Apa pasal?
Pertama, penampilan fisik itu sifatnya sementara. Bakal habis bin
pudar dimakan usia atau bisa rusak karena musibah. Kalo kita matok rasa
suka bin cinta cuma lantaran fisik, siap-siap aja kehilangan keindahan
yang memikat kita itu. Nggak bener-bener cinta tuh kayaknya.
Kedua, lawan jenis yang diidamkan bukan cuma untuk mengisi ruang
khayal semata, jadi bahan gosipan di antara teman, atau buat nemenin ke
kondangan. Lebih dari itu, akhwat idaman berarti seseorang yang
ditargetkan untuk menjadi istri, ibu dari anak-anak, mitra dakwah,
sekaligus seorang sahabat dekat yang mengingatkan kala khilaf dan
memompa semangat kita saat dirundung musibah. Semua peran itu dilahirkan
dari pemahaman Islam dan kedewasaan dalam bersikap pada diri seorang
akhwat, bukan dari penampilan fisik. Catet tuh!
Kondisi ini mengingatkan kita pada sebuah hadits: “Tiga kunci
kebahagiaan seorang laki-laki adalah istri shalilah yang jika dipandang
membuatmu semakin sayang dan jika kamu pergi membuatmu merasa aman, dia
bisa menjaga kehormatanmu, dirinya, dan hartamu; kendaraan yang baik
yang bisa mengantar ke mana kamu pergi; dan rumah yang damai yang penuh
kasih sayang.” (M. Fauzhil Adhim, ‘Kupinang Engkau dengan Hamdallah’)
Nah sobat, sepertinya kepribadian (syakhsiyah) seorang akhwat yang
tercermin dalam caranya berpikir dan bersikap sesuai aturan Islam layak
jadi ukuran standar bagi kaum Adam untuk memilih istri. Kalo emang bener
mo ngebangun rumah tangga yang sakinah mawahdah, wa rohmah. Tapi bukan
berarti kita ngelarang kamu pake pertimbangan fisik lho. Silahkan aja
kalo mo pake standar ideal: cantik, kaya, sholihah, dan mau ama kita.
Tapi kalo kriteria itu nggak ada, cukup asal mau ama kita, sholihah,
kaya dan cantik. Yeee…itu mah sama aja atuh!
Ups! Maksute relakanlah predikat sholehah dari seorang
wanita yang menerima cinta kita mengalahkan ego kita untuk dapetin yang
cantik atau tajir. Yakin deh, selalu ada inner beauty dan kekayaan yang tak ternilai oleh materi pada diri seorang wanita sholehah (pengalaman nih ceritanya, huhuy!). Yes!
Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah kalian menikahi wanita
karena kecantikannya semata, boleh jadi kecantikannya itu akan membawa
kehancuran. Dan janganlah kalian menikahi wanita karena kekayaannya
semata, boleh jadi kekayaannya itu akan menyebabkan kesombongan. Tapi
nikahilah wanita itu karena agamanya, sesungguhnya budak wanita yang
hitam lagi cacat, tetapi taat beragama adalah lebih baik (daripada
wanita kaya dan cantik yang tidak taat beragama).” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Jangan egois donk!
Allah swt berfirman:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan
laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan
wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki
yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). ..” (QS an-Nûr [24]: 26)
Dari ayat itu, Allah emang Maha Adil. Dia menjanjikan wanita yang
baik untuk pria yang baik pula. Sebagaimana layaknya Aisyah r.a. menjadi
istri Nabi saw. Pria yang tidak baik untuk wanita yang tidak baik pula.
Itu berarti kalo pengen dapetin akhwat yang sholehah, kita juga kudu
sholeh dong. Jangan cuma mikirin keinginan diri sendiri. Nggak adil tuh.
Mengidamkan akhwat yang baik tapi kitanya sendiri jeblok. Karena kaum
hawa juga berhak mendapatkan tipe-tipe primus alias pria mushola yang
sholeh. Tul nggak sih?
Makanya kita jangan egois. Kita juga punya kewajiban yang sama
seperti kaum Hawa untuk memoles kepribadian dan menghiasinya dengan
akhlak Islam. Percaya deh, syakhsiyah Islam akan membantu kita untuk
lebih bijak dalam mensikapi hidup. Kita jadi punya standar untuk berbuat
atau menilai suatu perbuatan. Termasuk dalam memilih istri. Nggak asal
nunjuk. Trus, di mana kita bisa dapetin syakhsiyah Islamiyah?
Yang pasti, syakhsiyah Islam nggak dijual bebas di pinggiran jalan,
klub malem, pub, atau diskotek. Tapi kita bisa dengan mudah dapetinnya
di forum-forum pengajian. Yup, di tempat pengajian kita diperkenalkan
lebih dalam dengan Islam dan aturan hidupnya yang sempurna dan cocok
buat kita. Ini yang bisa menjadi benih tumbuhnya syakhsiyah Islamiyah.
Perlu perawatan yang rutin dengan getol mengkaji Islam jika kita ingin
pertumbuhannya sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan dibubuhi pupuk keikhlasan semata-mata ingin dapetin ridha
Allah (bukan cuma pengen dapet calon istri solihah.. ehm..), syaksiyah
Islam akan mengantarkan kita pada predikat kemuliaan. Di hadapan
manusia, dan yang menciptakan manusia. Bukankah ini yang kita harapkan?
So, jangan tunggu hari esok. Mari kita sama-sama menjadi
bagian dari generasi anak ngaji (Ngaji Generation). Membentuk syakhsiyah
pada diri kita dan menanamkan akhlakul karimah (akhlak yang
mulia). Sekaligus memperkuat barisan perjuangan untuk memuliakan diri
kita, Islam, dan kaum Muslimin di seluruh dunia. Moga-moga Allah masukin
kita dalam daftar orang-orang yang berhak dapetin pasangan hidup yang
sholeh/sholehah. Mau dong? Yuuuk!Di Copy Dari : http://pacaranituharam.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar